Jenis Imunisasi Pada Bayi Usia 0-9 Bulan
Jenis Imunisasi Pada Bayi Usia 0-9 Bulan. Imunisasi adalah suatu proses yang mengakibatkan tubuh kebal terhadap suatu penyakit dengan cara memberikan vaksin yang merangsang tubuh untuk mengeluarkan antibodi yang kebal terhadap berbagai jenis penyakit tertentu tergantung jenis vaksin yang diberikan.
Tubuh bayi masih kecil sangat rentan terserang oleh berbagai jenis penyakit karena sistem pertahanan tubuhnya yang masih lemah. Itulah sebabnya wajib dilakukan imunisasi atau vaksinasi pada saat anak masih bayi.
Imunisasi pada bayi bisa dilakukan di rumah sakit atau di puskesmas dan dilakukan oleh petugas kesehatan seperti dokter atau perawat. Pada artikel ini kita akan membahas jenis imunisasi pada bayi usia 0-9 bulan.
Biasanya bayi baru lahir langsung diberikan imunisasi. Sangat penting bagi ibu untuk menjaga tubuh bayi agar terhindar dari berbagai serangan virus atau penyakit yang bersumber dari mana saja. Pemberian vaksin adalah cara pencegahan yang efektif dilakukan.
Pengetahuan tentang imunisasi anak ini sangat penting diketahui oleh ibu yang baru melahirkan anak. Apa saja manfaat imunisasi, jenis imunisasi pada bayi usia 0-9 bulan dan perawatan pasca imunisasi. Karena banyak sekali manfaat dari imunisasi ini terhadap bayi seperti yang sudah dijelaskan di atas yaitu untuk menjaga tubuh dari serangan virus atau bakteri yang berbahaya. Itulah sebabnya para ibu wajib memberikan imunisasi pada bayinya.
Pentingnya pengetahuan akan jenis vaksin yang akan diberikan kepada bayi sesuai dengan umurnya karena masing-masing vaksin memilih manfaat tergantung dari jenis vaksinnya dan ada jadwal imunisasi bayi setiap bulannya. Jadi Ibu jangan sampai lupa untuk memberikan vaksin kepada bayinya setiap bulan sesuai dengan petunjuk dari rumah sakit atau puskesmas tempat bayi diimunisasi.
Bayi baru lahir perlu diberikan imunisasi dasar lengkap sampai dia berusia 1 tahun tujuannya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai serangan penyakit yang berbahaya pada awal masa pertumbuhannya.
Kemudian ada lagi imunisasi yang diberikan pada saat bayi berusia 1 sampai 4 tahun atau disebut dengan imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan ini tujuannya sama yaitu untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi dan merupakan lanjutan dari imunisasi dasar.
Pada anak yang berusia 5 sampai 12 tahun tetap diberikan imunisasi dan juga pada umur 13 sampai 18 tahun tujuannya berfungsi sebagai pelengkap imunisasi sebelumnya. Jadi tahapan-tahapan dari imunisasi perlu diketahui oleh ibu yang baru melahirkan agar proses imunisasinya sesuai perkembangan usia bayi.
Jenis Imunisasi Pada Bayi Usia 0-9 Bulan
Banyak sekali jenis imunisasi pada bayi yang harus dilakukan seperti penjelasan di atas tadi sesuai dengan perkembangan umurnya. Tapi sebagai ibu harus memperhatikan tumbuh kembangnya si anak dengan memberikan imunisasi yang tepat dan sesuai usia. Berikut ini jenis imunisasi pada bayi usia 0-9 bulan yang bisa diberikan kepada anak:
1. Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan peradangan pada organ hati. Virus ini bisa menular melalui transfusi darah atau melalui cairan tubuh lainnya seperti penggunaan jarum suntik secara bersamaan dan penularan juga bisa terjadi dari ibu ke anaknya.
Gejala-gejala yang bisa terlihat dari penyakit ini seperti nyeri perut, muntah, demam kuning. Karena penyakit ini bisa menular maka perlu dilakukan pencegahan sedini mungkin, untuk itulah pentingnya dilakukan imunisasi Hepatitis B pada bayi.
Vaksin hepatitis B pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan antibodi tubuh terhadap virus penyebab penyakit hepatitis B. Cara kerjanya dengan menyuntikkan DNA dari virus ke tubuh bayi sehingga merangsang terbentuknya antibodi terhadap virus tersebut. Dengan memberikan vaksin hepatitis B ini kepada bayi mampu memberikan perlindungan selama 20 tahun sampai dengan seumur hidup terhadap penyakit hepatitis B.
Tentu saja ada risiko dari setiap obat yang diberikan atau efek samping yang ditimbulkan dari pemberian vaksin. Salah satu risiko yang ditimbulkan yaitu adanya luka atau nyeri pada bahu si bayi dan kadang juga bisa menimbulkan demam.
Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena hanya bersifat sementara. Alergi juga bisa ditimbulkan dari efek samping pemberian vaksin hepatitis B ini dan biasanya terjadi dalam hitungan menit hingga hitungan jam setelah dilakukan pemberian vaksinasi.
Mungkin saja Ibu terlambat memberikan imunisasi Hepatitis B pada bayinya namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena ibu bisa memberikan imunisasi kapan saja ketika berkunjung ke rumah sakit atau ke Puskesmas.
2. Vaksin Polio
Polio merupakan sejenis penyakit yang menyerang saluran tenggorokan dan pencernaan dan bersifat menular, penyebabnya berupa virus. Pada anak yang berusia di bawah 5 tahun perlu diberikan imunisasi polio untuk mencegah tertular penyakit tersebut.
Penyakit ini bisa mengakibatkan kelumpuhan bagi penderitanya bahkan sampai menyebabkan kematian dan penyakit ini sering muncul tanpa ada gejala apapun.
Virus polio menyerang pada sel-sel saraf dan sumsum tulang belakang sehingga sangat berbahaya jika dibiarkan tanpa diberi pengobatan lebih lanjut dan mampu menyerang otak anak, bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh oleh ibu sehingga pemberian imunisasi bayi baru lahir sangat diperlukan.
Pemberian vaksin polio pada bayi biasanya dilakukan dengan cara diteteskan pada mulut dan rentang usianya 2 sampai 6 bulan sampai 18 bulan sesuai dengan anjuran dari dokter. Pemberian vaksin dengan cara diteteskan ke mulut bayi biasa disebut dengan vaksin polio oral. Vaksin polio ini ada juga yang berbentuk suntik dan bisa juga diberikan kepada anak usia 6 sampai 8 tahun.
Ada efek samping yang ditimbulkan dari pemberian imunisasi polio baik secara oral maupun disuntik. Efek sampingnya bisa berupa demam ringan pada bayi atau timbulnya warna kemerahan pada bagian kulit bayi yang disuntik.
Efek samping ini bisa diobati dengan memberikan obat dosis rendah seperti obat Paracetamol, tentu saja sesuai dengan anjuran dokter. Ibu juga bisa berkonsultasi dengan dokter terkait dengan jenis imunisasi polio yang akan diberikan kepada bayi, apakah melalui oral atau suntikan agar efek samping yang ditimbulkan tidak berbahaya kepada si bayi.
Penting juga mengetahui apakah bayi kita mengalami alergi terhadap imunisasi polio agar efek sampingnya tidak parah karena ada bayi yang alergi terhadap jenis kandungan obat tertentu. Pemberian imunisasi bisa ditunda apabila bayi mengalami sakit parah. Namun apabila hanya sakit ringan maka boleh dilanjutkan pemberian vaksinasi polio.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin ke bagian lengan atas pada kulit di tangan sebelah kanan. Imunisasi ini diberikan kepada bayi agar terhindar dari penyakit kelenjar getah bening, tuberkulosis atau TBC berat dan diberikan kepada bayi yang berumur 1 sampai dengan 2 bulan.
Pemberian vaksin ini juga bisa diberikan kepada orang dewasa yang belum menerima vaksin BCG ketika masih anak-anak. Pemberian vaksin BCG pada orang dewasa jarang dilakukan kecuali untuk orang dewasa yang beresiko tinggi seperti petugas medis.
Pemberian imunisasi ini biasanya menimbulkan bekas suntikan pada kulit seperti benjolan kemerahan dan akan pecah dengan sendirinya. Namun Ibu tidak perlu khawatir efek yang ditimbulkan dari imunisasi BCG, selama tidak memperlihatkan adanya gejala seperti nyeri dan demam karena sifatnya hanya sementara.
Itulah jenis imunisasi pada bayi usia 0-9 bulan yang wajib diberikan pada bayi baru lahir. Semoga informasi ini bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Jenis Imunisasi Pada Bayi Usia 0-9 Bulan"